Selasa, 26 Agustus 2014

PERCOBAAN PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM



ABSTRAK

Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat - alat serta dengan metode tertentu.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada alat gelas kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar miniskus, sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan kertas gelap yang diletakkan di belakang gelas kaca.  Selain itu praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan dengan menggunakan oven.

Kata kunci : Alat-alat laboratorium, miniskus, endapan.























PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM


I.          PENDAHULUAN

1.1  Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.

1.2  Latar Belakang
            Dalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di laboratorium. Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya seorang praktikan harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan dipakai ketika melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Seperti cara pengisian buret yang benar.







II.        DASAR TEORI

Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis. Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil yang tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas dari masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, mka perkerjaan ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti dan membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali. (Braddy, 1995: 2).
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains ini. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini (Wahyudi, 2011).
Pengajaran metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat berperan sebagai (Wahyudi, 2011):
1.      Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada sekedar penjelasan tertulis.
2.      Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks
3.      Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk melath penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik penggunaannya.
4.      Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.
Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metodepraktek laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan dilaboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan dalam praktikum (Laboratorium Kimia SMA YPPI, 2011):
1.      Labu Takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses reparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.
2.      Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan miniskus pada saat pembacaan skala.
3.      Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup
besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.
4.      Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu 
menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.
5.      Botol Pencuci
Bahan terbuat dari plasti
k. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.
6.      Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik. Digunakan
 untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.
7.       Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut
(ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi.
Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.
8.      Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.
9.      Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung
 reaksi.
10.  Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.
11.  Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat
pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisipanas.
12.  Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat 
bantu mengambil bahan padat atau kristal.
13.  Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
14.  Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.
15.  Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan
pemanasan.
16.  Pipet Tetes
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.
17.  Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.
18.  Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas.
 Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
19.  Pipet Gondok
Pipet
 digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
20.  Buret
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit
 melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.
Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).
           Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).
           Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas corong (Vogel, 1994: 72).





















III.       METODOLOGI PERCOBAAN

3.1  Alat dan Deskripsi Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
-          Neraca Analitis
-          Kaca Arloji
-          Sendok
-          Gelas Beker
-          Pengaduk Gelas
-          Corong
-          Kertas Saring
-          Buret
-          Statip
-          Erlenmeyer
-          Labu Ukur
-          Pipet Gondok
-          Kolom Vigraux
-          Soxhlet
-          Kondensor
-          Separator
-          Pipet Mohr
-          Propipet
-          Botol Semprot
-          Aluminium Foil
-          Botol Semprot
-          Aluminium Foil
-          Botol Terang
-          Botol Gelap
-          pH Indikator
-          Tabung Reaksi
-          Gelas Ukur
-          Rak Tabung Reaksi
-          Pinggan Porselen
-          Pembakar Gas
-          Kaki Tiga
-          Kasa
-          Pemanas Mantel
-          Labu Didih
-          Piknometer
-          Kompor Listrik
-          Pipet Tetes
-          Bunsen
-          Gegep

3.2  Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
-          Akuades
-          KMnO4
-          HCl Larutan
-          NaOH serbuk
-          CaCO3 serbuk

3.3  Prosedur Kerja
3.3.1        Penimbangan dan Pembuatan Larutan
1        Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.
2        Mengalibrasi gelas arloji.
3        Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit demi sedikit hingga mencapai 3 g.
4        Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke gelas beker.
5        Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan pengaduk.
6        Mengamati endapan yang terjadi.

3.3.2        Penyaringan
1.      Mengambil kertas saring.
2.      Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3 lipatan.
3.      Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.
4.      Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.
5.      Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.
6.      Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.
                                                                                                                  
3.3.3        Pengenceran
Pengenceran larutan HCl
1.      Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.
2.      Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.
3.      Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.
4.      Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar
Pengenceran larutan NaOH
1.      Mengambil padatan NaOH 8 g.
2.      Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.
3.      Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH sampai keduanya tercampur.
4.      Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan NaOH 100ml 2 M

3.3.4        Titrasi
1.      Memasang buret pada statip.
2.      Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.
3.      Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak diatas angka nol.
4.      Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan sampai permukaan Akuades sejajar angka nol
5.      Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan
6.      Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat larutan KMnO4
7.      Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO4























IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Tabel 1.1 Macam-macam alat laboratorium dan fungsinya
No.
Gambar
Keterangan
1.
Kolom Vigraux
Alat yang digunakan dalam proses destilasi.
2.
Propipet
Digunakan sebagai penghisap yang dapat disambung pada pipet (mohr dan gondok).
3.
Soxhlet
Digunakan untuk proses pemisahan suatu bahan alam dengan pelarut organik berdasar massa jenis.
4.





Kompor Listrik
Digunakan untuk memanaskan bahan-bahan.
5.







(a)
(b)
(a)    Pipet Gondok
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat
(b)   Pipet Mohr
Digunakan untuk mengukur volume larutan lebih tepat dari gelas ukur.
6.
Rak Tabung Reaksi
Untuk menyimpan tabung reaksi.
7.
Batang Pengaduk Kaca
Untuk mengaduk suatu campuran agar merata sehingga reaksi lebih sempurna.
8.
Buret
Digunakan untuk titrasi dengan variabel volume titran yang dapat diubah-ubah.
9.
Separator
Digunakan sebagai pemisah larutan berdasarkan berat jenisnya.
10.




Corong Kaca
Sebagai alat bantu dalam penuangan larutan kedalam botol yang mulutnya kecil.
11.






Kaki Tiga
Sebagai penyangga/tungku pada pembakaran


12.




Cawan Porselen
Digunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi.


13.
Kasa Asbes
Sebagai alat untuk membantu meratakan pemanasan ke seluruh bagian bawah alat yang dipanaskan.
14.
Tabung Reaksi
Terbuat dari kaca, digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
15.
Aluminium Foil
Digunakan untuk menutup gelas yang mengandung larutan yang mudah menguap.
16.
Gelas Beker
Digunakan untuk menyimpan zat sementara serta pemanasan.
17.
Erlenmeyer
Digunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
18.
Gelas Ukur
Digunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
19.
Labu Ukur
Digunakan untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk pengenceran.
20.
pH Indikator
Digunakan untuk mengukur pH suatu larutan dengan cara dicelupkan ke cairan yang akan di uji pH nya.
21.
Gegep
Digunakan untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil langsung dengan tangan, misalnya tabung reaksi yang sedang dipanaskan.
22.
Bunsen Burner
Sebagai pemanas dengan bahan bakar, diletakkan dibawah kaki tiga.
23.

(a)









(b)
(a)    Botol Gelap
Untuk menyimpan zat yang tidak tahan terhadap cahaya, oksidasi, dan lainnya.
(b)   Botol Terang
Untuk menyimpan zat yang tahan cahaya.
24.
Piknometer
Untuk mengukur berat jenis suatu zat.
25.
Kondensor
Digunakan sebagai pendingin uap panas dalam proses destilasi.
26.
Kertas Saring
Untuk menyaring larutan yang ingin dipisahkan endapannya.
27.
Labu Didih
Untuk tempat mendidihkan suatu larutan.
28.
Pemanas Mantel
Untuk memanaskan suatu larutan yang ada pada suatu wadah (contoh: labu didih).
29.
Statip
Untuk menegakkan buret.
30.








Neraca Analitis
Untuk menimbang berat suatu benda dengan ketepatan 4 angka dibelakang koma.
31.
Gelas Arloji
Untuk membantu menimbang padatan.
32.








Botol Semprot
Untuk menyimpan akuades yang berfungsi sebagai pembersih alat-alat gelas dan pembasah kertas saring agar melekat pada corong pada saat ingin melakukan penyaringan.

4.2  Pembahasan
            Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, laberlenmeyer, pipet gondok, gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong.
Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur dengan air kran hingga bersih, dibilas denganakuades dan dikeringkan dengan lap dan tisu.
Dilaboratorium, bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.
Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas, harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipetpump. Untuk jepit statip dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya tabung saat sekrup setiap dikencangkan.
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan, dalam percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3tidak menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat menyebabkan kertas saring robek.
Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang dipakai.
Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1 M berubah menjadi 0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa NaOH bila yang diketahui molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah dilakukan perhitungan didapat massa NaOH  gram.
Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan ini, yang diencerkan adalah HCl dan juga menggabung akuades dengan padatan NaOH didalam labu ukur kemudian mengocok kedua bahan dalam labu takar sampai tercampur. Penambahan akuades ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar, dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Pada percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk penggunaan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, dalam percobaan ini akuades dan KMnO4, diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator. Larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di erlenmeyer, disebut sebagai analit.
Saat mengisi buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi dengan keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna gelap seperti KMnO4, maka baca bagian atas miniskus, karena bagian bawah tidak kelihatan. Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui volumenya. Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah (cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul wadah lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu aspek yang mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar molekul yang terdapat didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus cembung, hal itu disebabkan gaya kohesi zat cair lebih besar dari adhesi antar zat cair dan wadah/volume bejana.
Dalam menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan analit, artinya semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini disebut titik ekuivalen. Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan berbagai cara, cara yang umum adalah menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.
Prinsip titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan menggunakan larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.

















V.        PENUTUP

5.1  Kesimpulan
1.      Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.
2.      Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas. Jika larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus bawah.
3.      Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.
4.      Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
5.      Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan
6.      Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.

5.2  Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.














DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.

Laboratorium Kimia SMA YPPI. 2011. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Kimia”
Diakses tanggal 19 September 2011

Vogel. 1990. “Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A. Haelyana Pudjaatmaka”. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.

Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.
            Diakses tanggal 19 September 2011.


NB: File diatas ada beberapa yang dihilangkan seperti gambar, karena tidak bisa copy paste langsung. Namun bagi kawan-kawan yang ingin mendownload filenya bisa mendownload file yang aslinya dengan gambar. Silakan download disini 


Laporan ini telah direvisi 2kali 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar